Mengulik Cerita Dibalik Keberhasilan Pengusaha Tempe; Mahasiswa KKN-MB 065 IAIN Kudus Kunjungi Perintis UMKM Tempe dan Keripik di Desa Ringinkidul
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan usaha produktif yang dimiliki oleh perorangan, rumah tangga, atau badan usaha sebagai penggerak ekonomi masyarakat untuk mendapatkan pendapatan. Beberapa perintis UMKM pasti memiliki karakteristik tersendiri dalam meningkatkan serta mengoprasionalkan sistem pemasarannya, seperti salah satu pengusaha tempe yang ada di Desa Ringinkidul, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan.
Agung; seorang pemuda perintis usaha tempe yang memiliki ciri khas dalam me-manage sistem marketingnya. Usaha yang telah digeluti selama enam bulan itu berawal dari modal lima puluh ribu. Berbagai macam tempe yang dipasarkan mulai dari kedelai tempe yang belum matang sampai dalam produksi keripik tempe. Salah satu ciri khas yang menjadikan usaha tempenya diminati para pelanggan adalah dibalut dengan daun pisang, seperti yang dikatakannya saat kunjungan mahasiswa KKN-MB 065 IAIN Kudus; “ saya sebagai perintis awal harus memikirkan bagaimana menarik para pelanggan, berhubung disini tidak ada yang menjual tempe yang dibalut dengan daun pisang, saya pakailah inovasi tersebut dengan alasan agar kedelai tempe tersebut terlihat lebih fresh dan higienis” tuturnya.
Berbagai target pemasaran yang dilakukan mulai dari menitipkan tempenya di beberapa penjual, marketplace shopee, dan sampai pada barter dengan daun pisang. Bentuk sistem marketing tempe yang ia titipkan di beberapa penjual dengan menyetorkan beberapa tempe tersebut kepada penjual sebagai tempat penitipan tempenya dan kembali lagi dalam seminggu untuk stok kembali serta mengecek apakah tempe tersebut masih atau tidak, jikalau tempe tersebut masih ia akan membelinnya kembali, karena menurutnya agar penjual yang diberikan tanggung jawab sebagai tempat penitipan tempe tersebut tidak merasakan apa itu kerugian. Jadi, dalam titik kerugian tersebut ia berusaha menanggung sendiri bukan pelanggannya. Kemudian pada target pemasaran dengan menggunakan barter daun pisang tersebut ia berusaha menawarkan kepada para tetangganya yang memiliki daun pisang dan memiliki kesepakatan dalam melakukan barter antara tempe dengan daun pisang.
Dengan berjalannya waktu, usaha tempe tersebut semakin meningkat dalam dunia marketing offline maupun online. Hal ini yang menjadikan Agung sebagai kategori perintis UMKM dari nol yang menginspirasi para pengusaha UMKM lainnya dengan berbagai sistem marketing yang ditawarkan. Dengan demikian, mahasiswa KKN-MB 065 IAIN Kudus dalam kunjungannya mendapatkan banyak wawasan serta inovasi dalam mengoptimalisasikan dan meningkatkan marketing di era milenial ini.
Credit :
Penulis : Septyana Novita Sari
Mahasiswi Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam,
Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam,
Institut Agama Islam Negeri Kudus
Komentar